Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2023

HOLLA 2024 !

Aku nulis ini dalam keadaan sedang rebahan. nyatanya, 2024 aku masih jadi person yang mageran. ck. betewe, pagi tadi, aku abis konsul sama kak uun. dan berbicara even via watsapp sama dia itu rasanya sangat menyenangkan. aku nanya ke dia, langkah awal apa yang dulu ia tempuh sampe akhirnya bisa sekeren sekarang. fyi, kak uun ini adalah senior ku di mts. beda dua tahun. sekarang, dia adalah mahasiswi pba unm, dan sedang menjalani program magang di educourse yang berkantor di jakarta. menurutku, kak uun ini layak sekali dijadikan role model. makanya, aku bertanya ke dia, bgmn cara mengawali semuanya. karena akupun mau jadi seaktif itu, cuman bingung harus mulai dari mana. kak uun pun memberi beberapa penerangan. bahwa, penting untuk membuat list to do. apalagi, awal tahun ini adalah momentum yang sangat tepat untuk membuat resolusi tahunan, jadi, aku tulis deh resolusi tahun ini. sudah selesai, tapi jelek. nggak estetik. hadeh.  1 januari 2024 aku berharap, tahun ini aku akan bertemu...

bii 2023

 Apa yang berbeda dari diriku di tahun ini, dengan aku di tahun-tahun sebelumnya? Aku masih Qalbi yang sama. Gadis yang senang menjuluki dirinya sebagai introvert, namun juga senang bersosialisasi dengan banyak orang. Qalbi yang sesekali waktu bisa menjadi sangat pendiam, namun sekejap berikutnya bisa menjelma manusia yang tak bisa diam. Tahun 2023. Aku masih Qalbi yang sama. Qalbi yang bercita-cita jadi penulis buku, namun sampai detik ini ia belum memulai apa-apa, karena bingung harus mulai darimana. Qalbi yang ingin menjadi seorang motivator, namun ia sendiri pun belum memiliki hal luar biasa yang bisa dibagi ke orang lain. Tapi, 2023 menjadi tahun yang sangat berarti buatku. Di tahun ini, aku bertumbuh pesat. Mulai dari caraku mengelola insecure ku, caraku memandang diriku, caraku memahami orang lain, bahkan caraku berinteraksi dengan orang baru. Sejak dulu, aku memang bukan tipe manusia yang sangat tertutup. Namun tetap saja, bertemu bahkan berbicara dengan orang yang ...

Segera Menghilang

 Ia sudah sempro. Kemarin. Itu berarti, ia pun sudah hampir menghilang dari jagad kampus. Dan itu berarti pula, aku akan segera kehilangan salah satu orang yang kujuluki orang paling baik di dunia ini. Aku benci pertemuan. Aku tak suka kedekatan dan keakraban. Aku ingin menjauh dari segala macam perasaan. Kalau pada akhirnya berpisah adalah satu-satunya jalan agar hidup kami tetap berjalan dan mimpi kami tetap menyala, mungkin lebih baik untuk tak saling mengenal terlalu dalam. Cukup sekedar. Tahu bahwa di dunia ini ada seseorang yang bernama kamu. Andai kenyataan se-luwes itu. Andai perasaan bisa diatur sedemikian mudah. Tunggu! Aku bukan mengingkari takdir. Aku, tak sedang mengungkapkan kebencian pada kata pisah. Namun perasaan sesak, rasa kehilangan, rasa seolah-olah ada sesuatu yang tercerabut paksa dari kita, adalah perasaan yang benar-benar tidak nyaman.  Bagaimana caranya agar ia tak lagi datang? Apakah, menutup diri adalah sebenarnya solusi? Atau hanya sekedar bentuk p...

SECARIK HARAPAN KECIL

  Waktu terus berjalan. Lembaran hari dibuka tiap pagi. Usiaku semakin mendekati kepala dua. Kuliah masih se-memusingkan itu. Dan perasaanku, masih tertuju padamu. Iya, kamu. Kamu yang pada akhirnya membuatku jatuh. Jatuh yang tak menimbulkan sakit. Jatuh yang justru menciptakan senyum dan bahagia. Jatuh yang menurutku sangat dewasa sebab tak kusertai dengan harap apa-apa. Jatuh-yang kemungkinan besar hanya kurayakan sendiri. Tak tahukah kau kak? Betapa setiap hari aku merindukan pertemuan denganmu. Betapa aku selalu mendamba pada sapa yang selalu tercipta disaat kita berada pada ruang yang sama. Tak tahukah kau kak? Mengagumimu memang membuatku merasa rendah diri. Namun disisi lain, aku semakin berusaha untuk meningkatkan kualitas diriku agar pantas untuk mengagumimu. Entah bagaimana akhirnya. Sepertinya akan sama saja seperti yang sudah-sudah. Kagum ini mungkin akan berakhir selepas kau pergi dan kita tak pernah diberi kesempatan untuk bertemu lagi. Waktumu di kampus kian tak l...

PAGI

 Pagi ini, saya dan saudari Munawwarah sedang duduk-duduk di belakang fakultas sembari menunggu dosen masuk ke kelas. Tpi sebenarnya, duduk-duduk disini itu hanya kedok. Sbenarnya, sy sedang menunggu kedatangan someoneeee

Temu Singkat di Pagi Hari

Cloudy Day at Habiba'S Kost Hari ini gue lagi2 pull senyum uhuyyy!!! Hari ini, saya datang ke kampus dalam keadaan semangat menimba ilmu baru. Entah mengapa, hari ini berjalan menyenangkan bagi saya-sejauh ini.  Mungkin karena saya bangun lebih awal, jadi saya tidak terlalu terburu-buru menyiapkan segala keperluan kuliah. Atau karena, cucian piring di rumah tidak begitu menumpuk, sehingga saya dengan cepat menyelesaikannya dan segera bergegas ke kampus. Namun........ Sesampainya saya di kampus, ternyata Ikrima membawa kabar yang, entah menyenangkan atau menyedihkan Ternyata Pak Dosen berhalangan masuk hari ini!!!!! Jadilah, jam matkul tajwid pagi tadi saya jadikan waktu untuk menyelesaikan tugas kuliah yang terakhir dikumpul hari ini. Setelah menyelesaikan tugas, saya dan Nawar pergi ke Fakultas. Sebenarnya saya tidak punya tujuan apapun ke fakultas. Jujurly, saya hanya iseng kesana karena kami berdua gabut dan tak tahu mau lari kemana lagi. Sesampai di parkiran fakultas, aku memar...

Di Masa Depan Bakal Jadi Apa?

 Ahad, 10 Desember 23 At : Kost nya Habiba 2 hari tanpa Igeee 🙃. Hmm, rasanya sangat tenang bestiiih. Rasanya, separuh bebanku hilang karena tidak ada Instagram. Wkwk. Entahlah, apakah aku bisa mencapai target seminggu atau tidak. Yang pasti, dua hari ini aku merasa lebih produktif dibanding hari-hari yang lalu.  Hari ini hari Minggu. Libur terakhir sebelum besok di hari Senin harus ngampus kembali. Hari ini nggak ada yang spesial, kecuali kedua ortuku plus Hanum yang datang berkunjung, juga karena sekalian besok Mama mau ke rumah sakit untuk berobat. Tadi, mama memberitahu bahwa seseorang menawariku sebuah pekerjaan. Katanya, sebuah lembaga sedang membutuhkan orang untuk mengajar baca tulis kepada anak-anak disana. Mama bertanya kesanggupanku, lalu ku iyakan. Dan entahlah, bagaimana lagi kelanjutannya. Meskipun ini hari libur, ba'da ashar tadi aku tetap ke kampus karena sedang ada kegiatan lomba. Meski sedang hujan, aku tetap tidak bisa menahan diriku untuk terkurung dirumah...

Cuap-Cuap Malam Ini

 Haiiiii.  Ini tulisan baru pertamaku di blog ini (jadi, beberapa tulisan sebelumnya adalah tulisan lama yang ku post ulang di blog ini). Entahlah ini sudah blog yang keberapa. Seingatku, pertama kali aku membuat blog pada saat masih berseragam putih biru, namun karena lama tidak terjamah, akhirnya aku lupa kata sandinya 😭 dan akhirnya memutuskan untuk membuat blog baru. Awalnya, aku tak ada niatan untuk nge-blog. Karena, mempublikasikan tulisan lewat instagram atau menuliskannya di diary book sudah cukup untuk mengalirkan beban yang ada di kepalaku. Namun, beberapa hari belakangan, Instagram serasa menjadi musuh bagiku. Banyak dampak negatif yang akhirnya kuakui keberadaannya. Aku dibuat insecure oleh orang di Instagram yang sama sekali tak ku kenal. Aku dibuat iri oleh pencapaian-pencapaian mereka. Aku dibuat kesal ketika melihat hal-hal negatif di instagram. Kekesalan dan emosi yang awalnya tak ku hiraukan ini, lama-kelamaan membuatku merasa tidak nyaman dan akhirnya aku s...

J A U H

Langkahku semakin jauh Hendak kembali, Namun susah menemukan jalan Yang bisa mengantarkanku Pada titik awal dimana semua ini bermula. Langkahku, kurasa tak lagi sekokoh dahulu. Mengapa, ya? Adalah tanya yang, belum ku temui jawabnya. Mungkin karena terlalu banyak keluh Sehingga hari-hari yang mestinya kulewati dengan full energi, malah berubah menjadi rentetan waktu yang dipenuhi kesah. Adulting . Fase menjadi dewasa. Saat ini, aku memang belum dewasa Namun sepertinya, aku ingin meminta pada semesta, Bahwa aku hanya ingin didewasakan dengan cara sederhana. Sederhana. Tanpa buru-buru. Tanpa neko-neko. Tanpa iri-iri. Sederhana. Sesederhana aku, yang kini mulai memahaminya yang sengaja mengambil jarak. Tak lain untuk kebaikan berdua.

18

Namaku Nurul Qalbi. Kebanyakan orang memanggilku qalbi. Beberapa memanggilku Bii atau Qol, dan satu orang-entah sebab apa-memilih untuk memanggilku Bee.  Aku lahir di sebuah desa sederhana yang lumayan jauh dari hiruk pikuk kota. Tak ada yang luar biasa tentangku. Yang bisa kau lihat dari kehidupanku hanyalah kisah klasik seorang gadis beranjak dewasa yang klise, tak jauh beda dengan dinamika yang dialami kawan sebayaku yang lain. Aku jarang menceritakan diriku kepada orang lain. Hmm mungkin karena takut mereka bakalan menganggapku sombong atau apa ^^. Tapi kali ini, aku ingin bercerita tentang diriku. Semoga kamu tidak keberatan membacanya, yah. Kalau keberatan sih, itu urusanmu. Siapa suruh masuk ke dalam sini ^^.  Kita, mulai dari mana yahh? 🤔🤔 Oohh oke. Jadi, saat ini aku masih berusia 18 tahun. Usia yang sudah cukup untuk mendapatkan KTP dan SIM. Usia yang sudah matang untuk menikah-menurut pandangan kolot orang² di masa lalu. Tapi bagiku, usia 18 tahun belum bisa dikat...

W A K T U

Waktu beranjak cepat. Melesat dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba, kita sudah (beranjak) sedewasa ini.  Rasa-rasanya, baru beberapa waktu yang lalu kita berangkat ke madrasah setiap pagi dengan setelan merah putih.  Rasanya, baru beberapa waktu yang lalu kita merasakan hangatnya bangku kelas dengan pakaian putih biru. Mulai berkenalan dengan pelanggaran-pelanggaran kecil, yang berakhir dengan wejangan di dalam ruangan guru BK. Rasa-rasanya, baru kemarin kita merasa sudah bebas ketika memasuki ranah sweet seventeen yang ceria. Merasa tak boleh lagi dikekang, sebab sudah berbalut putih abu-abu.  Sekarang, kita sudah menyelesaikan 12 tahun pendidikan formal. Cukup kenyang dengan segala peraturan formal yang dirasa memuakkan. Ini saatnya kita bebas- ucap kita berulangkali pada diri sendiri. Tapi, sesekali kita didatangi rasa cemas. Entah karena apa. Namun aku menyimpulkannya sebagai rasa tidak siap menghadapi era kebebasanv. Karena Untuk pertama kalinya, kita "dilepas" untuk ...

Menjadi Aku

 Beberapa orang pernah berkata langsung padaku,  "Aku insecure padamu" .  "Enak ya, jadi kamu" .  Bahkan ada yang pernah berkata, "Aku ingin sepertimu" . Bukannya ingin mengeluh. Aku cuma ingin mengatakan bahwa hidup diatas ekspektasi orang lain itu nggak enak. Ada beban yang terpaksa kita pikul-yang sebenarnya itu bukan tanggung jawab kita.  Kadangkala, kita takut gagal bukan karena takut ngecewain diri sendiri. Tapi takut mengecewakan orang lain yang terlanjur menganggap kita hebat. Terlanjur menganggap kita mahir di semua bidang. Yang terlanjur menganggap kita se-berprestasi itu.  Ketika berhasil memperoleh juara, pasti orang-orang cuma bilang, "Ahh, udah biasa" :) Jadi, kalau suatu saat kamu kembali bertemu dengan orang yang membuatmu ingin menjadi seperti dia, coba pikir-pikir lagi deh. Siapa tahu, menjadi dirimu sendiri justru lebih enak. Nggak ada yang berekspektasi terlalu tinggi padamu. Kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau tanpa keta...

Kelabu

Ia selalu kelabu Padahal, aku selalu mengharapkan hitam atau putih sebagai jawaban Sebab kelabu tak pernah bisa kupahami Kadang ia menyerupai hitam. Kadang mendekati putih Aku selalu dibuat bertanya-tanya. Sampai lelah Sampai sekarang, dia masih sering datang disaat aku tak lagi mengharapkan jawabannya. bii

R A S A

Perasaan itu nggak bisa dikekang, nggak bisa dilarang-larang, dan kita nggak bisa memilih untuk suka sama siapa. Kenapa? Ya, nggak tahu. Karena kata Dr. Quraisy Shihab, untuk mendapatkan sebuah jawaban dari perasaan itu harus pake hati. Kalau pake akal, nggak akan pernah bisa ditemukan jawabannya. Nggak akan pernah bisa diketahui apa dan mengapa. Andai bisa memilih,  Untuk saat ini sy ingin bebas dari perasaan apa-apa. Saya ingin fokus mengejar mimpi-mimpi saya yang masih teramat jauh. Masih banyak list-list harapan yang mesti saya penuhi. Sayangnya, kita benar-benar nggak bisa memilih. Ada banyak mengapa yang seringkali saya tanyakan kepada diri saya. Salah satunya, mengapa harus dia?  Sayangnya, saya tidak pernah menemukan jawabannya.

B I I

Menjadi seorang introvert membuatku seringkali kesulitan untuk mengeluarkan isi kepala melalui suara.  Namun, menyimpannya di kepala hanya akan menjadikannya sebagai sampah. Maka, ku putuskan untuk membaginya bersama kalian. Disini. Di duniaku. Yang sarat kata-kata. Percayalah. Bukan hal mudah buatku untuk menampilkan diri di hadapan khalayak umum.  Berbagai macam kekhawatiran sering menyergap, takut salah. Takut memalukan diri sendiri, dan segala jenis takut lainnya. Tak jarang aku melewatkan kesempatan hanya karena takut gagal.  Tapi aku sadar, bahwa aku akan semakin tenggelam jika memilih diam. Kita harus berani melawan arus, menaklukkan ketakutan, dan berani meninggalkan zona nyaman.  Karena dalam hidup, ada harga yang harus dibayar untuk tiap mimpi dan cita-cita yang kita harapkan. Kalo kita selalu memilih aman, bagaimana bisa kita meningkatkan value? Kalau selalu bersembunyi dalam rasa malu, lalu kapan lagi kita punya kesempatan untuk upgrade diri?  Padah...

P R O L O G

Menjadi manusia merupakan perjalanan pertama bagi setiap kita. Dan selayaknya semua pengalaman pertama, kita tenggelam didalamnya tanpa petunjuk yang pasti tentang bagaimana caranya bertahan. Maka, ketika kelelahan merasuki kita, ketika jenuh melanda tak terkira, ketika kita kehilangan arah dan ketika kita terdampar dalam kebingungan tanpa jejak yang jelas, semuanya adalah bagian alami dari perjalanan ini. Sebuah perjalanan panjang. Perjalanan menjadi manusia Hai hai... Selamat datang di dunia Bii. Entah apa yang akhirnya membawamu sampai di tempat ini. Kuharap, kau bisa mendapat minimal sedikit hal baik dari runtutan kata yang kukisahkan di sini. Selamat Menelusuri Dunia Bii. Aku tak memaksa untuk kau segera mengenalku. Tapi kuharap, tiap kata yang kau baca di tempat ini membawa sedikit pengetahuan padamu. Tentangku.   bii