Langsung ke konten utama

SECARIK HARAPAN KECIL

 


Waktu terus berjalan. Lembaran hari dibuka tiap pagi. Usiaku semakin mendekati kepala dua. Kuliah masih se-memusingkan itu.

Dan perasaanku, masih tertuju padamu. Iya, kamu.

Kamu yang pada akhirnya membuatku jatuh. Jatuh yang tak menimbulkan sakit. Jatuh yang justru menciptakan senyum dan bahagia. Jatuh yang menurutku sangat dewasa sebab tak kusertai dengan harap apa-apa. Jatuh-yang kemungkinan besar hanya kurayakan sendiri.

Tak tahukah kau kak? Betapa setiap hari aku merindukan pertemuan denganmu. Betapa aku selalu mendamba pada sapa yang selalu tercipta disaat kita berada pada ruang yang sama.

Tak tahukah kau kak? Mengagumimu memang membuatku merasa rendah diri. Namun disisi lain, aku semakin berusaha untuk meningkatkan kualitas diriku agar pantas untuk mengagumimu.

Entah bagaimana akhirnya. Sepertinya akan sama saja seperti yang sudah-sudah. Kagum ini mungkin akan berakhir selepas kau pergi dan kita tak pernah diberi kesempatan untuk bertemu lagi.

Waktumu di kampus kian tak lama lagi. Semoga sebelum kau pergi, ada satu momen dimana kita bisa bercakap dan berbincang panjang lebar. Sungguh, banyak hal yang ingin kupelajari darimu.

Tentang pengalamanmu yang sangat aktif berorganisasi, bagaimana caramu membagi waktu, dan bagaimana akhirnya kau mampu menyelesaikan study mu ditengah-tengah jadwal kegiatan lain yang juga tak kalah penting.

Aku hanya ingin kita menjadi akrab. Tak ada harapan lain. Kau sudah indah di mataku pada jauhmu, aku tak ingin memaksakan agar suatu saat, kata jauh berubah menjadi dekat. Aku takut indahmu tak lagi sama.

Aku ingin selamanya kau tetap indah di mataku, kak.

Satu hal lagi. Tolong sering-sering upload story di instagram. Sebab hanya satu hal itu tempatku untuk tahu bahwa kau masih ada-dan dalam keadaan baik-baik saja.

Pada akhirnya, segala harap terbaik ku alamatkan padamu. Semoga suatu saat, kau membaca tulisan ini. Meski entah kapan.

Sehat selalu, kak. Semoga kau selalu dekat dengan bahagia. Semoga kau senantiasa jauh dari luka. Aku disini-di belakangmu, turut berbahagia menyaksikan kau semakin hebat pada tiap harinya.

Tertanda,

Kontra


Komentar

Postingan populer dari blog ini

untuk : yang pernah singgah

Oktober 2024 “Aku pengen dia tahu kalo di belakangnya selalu ada aku yang berharap. Semoga dia didekatkan sama hal yang bisa bikin dia happy” tukasku, “meski selamanya hanya bisa memandang dari belakang” Ranya setengah mendengus dan setengah tertawa sinis. Seolah perkataanku barusan adalah materi stand up comedy yang bisa mengundang tawanya. “Perasaan memang asli bisa bkin seorang Kiara jadi cewek yang bego dan nggak tau malu” Sinis Ranya. Perempuan berkacamata ini memang banyak tahu tentangku. Ia selalu menjadi telinga untuk tiap kisah yang tak pernah bosan kuulang. Dan menjadi buku diary berbentuk manusia tempatku berbagi banyak hal menyenangkan dan sebaliknya. Sedangkan dia, yang menjadi orang terpenting dalam kisah ini, adalah sosok yang tak pernah ku bayangkan akan menjadi sepenting ini. Padahal, melalui masa-masa kuliah dengan tenang dan jauh dari segala bentuk drama adalah hal yang selalu ku harapkan sebelum menjadi mahasiswa. Namun perjalanan yang diamanatkan semesta membawa...

hope and darkness

Tidak, itu bukan mimpi. Masih jelas terbayang kejadian 12 tahun yang lalu. Kejadian yang kemudian membawaku mengarungi derita tak bertepi. Peristiwa demi peristiwa. Sampai rasanya hidupku ingin kuberi judul sekumpulan tragedi. Sesak nafasku, leher yang seperti dicekik oleh tangan tak kasat mata, makhluk bertanduk yang muncul dari kegelapan, serta yang paling membuat pilu adalah, mereka yang tak satupun mendengar jeritku, sedangkan suara tawanya mampu kudengar dengan jelas diluar sana. Tuhan, mengapa engkau menjadikanku ada untuk kau biarkan derita menenggelamkanku pada titik nadir? Adakah aku melakukan kesalahan yang tidak bisa Kau maafkan? Atau, semua ini adalah caramu menyayangiku? -dengan membentukku menjadi sekokoh karang, yang tidak lagi gentar meski arus kencang menerjangku dari semua arah. *** Acara launching buku perdanaku akhirnya selesai dengan lancar. Setelah menyiapkan naskah itu selama kurang lebih satu tahun, akhirnya tiba hari ini. Hari yang menjadi klimaks dari ragam up...

MALAM DAN SATU SYUKUR YANG MEGAH

        Pada dasarnya, malam diciptakan untuk sebuah rasa lelah. Supaya manusia tahu bahwa kekuatan sebesar apapun masih bisa luruh. Bahwa ego setinggi apapun masih bisa runtuh.              Maka melalui malam kali ini, diriku kembali terbawa arus pikiran sendiri. Berbagai wajah, kejadian, aroma, maupun musik yang berkaitan dengan fase tertentu yang pernah kulalui terproyeksi satu persatu dari dalam sebuah kotak bernama kenangan. Entah apa maksud dan tujuannya. Padahal tidak ada momen apa-apa hari ini. Semua sempurna berjalan seperti biasanya.         Namun diantara banyak hal yang muncul secara acak dari dalam kepalaku yang ramai, ku temui satu syukur yang begitu megah. Mengingat betapa baiknya Tuhan merancang skenario kehidupan manusia, khususnya kehidupanku.