Namaku Nurul Qalbi. Kebanyakan orang memanggilku qalbi. Beberapa memanggilku Bii atau Qol, dan satu orang-entah sebab apa-memilih untuk memanggilku Bee.
Aku lahir di sebuah desa sederhana yang lumayan jauh dari hiruk pikuk kota. Tak ada yang luar biasa tentangku. Yang bisa kau lihat dari kehidupanku hanyalah kisah klasik seorang gadis beranjak dewasa yang klise, tak jauh beda dengan dinamika yang dialami kawan sebayaku yang lain. Aku jarang menceritakan diriku kepada orang lain. Hmm mungkin karena takut mereka bakalan menganggapku sombong atau apa ^^.
Tapi kali ini, aku ingin bercerita tentang diriku. Semoga kamu tidak keberatan membacanya, yah. Kalau keberatan sih, itu urusanmu. Siapa suruh masuk ke dalam sini ^^.
Kita, mulai dari mana yahh? 🤔🤔
Oohh oke.
Jadi, saat ini aku masih berusia 18 tahun. Usia yang sudah cukup untuk mendapatkan KTP dan SIM. Usia yang sudah matang untuk menikah-menurut pandangan kolot orang² di masa lalu.
Tapi bagiku, usia 18 tahun belum bisa dikategorikan dewasa. Ibarat kata, saat ini aku masih berada di depan gerbangnya. Gerbang kedewasaan. Lika-liku yang terjadi, tetek bengek persoalan asmara, pun perdebatan dengan diri sendiri sbenarnya bukanlah persoalan utama. Melainkan masih perawalan. Awal dari semuaaa masalah-kataku.
Usia 18 menurut orang lain mungkin sudah cukup dewasa.
Tapi bagiku tidak. Di usia ini, aku semakin sadar bahwa ada banyak hal yang belum berhasil ku dapatkan. Ada banyak hal yang masih sekedar ku raba dalam diam. Terlalu banyak hal yang masih berupa imajinasi. Saat ini adalah waktunya. Untuk melangkah maju dan berlari. Meskipun sesekali tentunya butuh berhenti dan istirahat sejenak.
Usia 18 tahun yang riweuh. Banyak cincong²nya. Banyak insecure dan overthinkingnya.
Akhir kata, tidak ada lagi yang bisa kukatakan selain, "Semangatt untuk kitaaa, see u on top guys"
Komentar
Posting Komentar