Haiiiii.
Ini tulisan baru pertamaku di blog ini (jadi, beberapa tulisan sebelumnya adalah tulisan lama yang ku post ulang di blog ini). Entahlah ini sudah blog yang keberapa. Seingatku, pertama kali aku membuat blog pada saat masih berseragam putih biru, namun karena lama tidak terjamah, akhirnya aku lupa kata sandinya 😭 dan akhirnya memutuskan untuk membuat blog baru.
Awalnya, aku tak ada niatan untuk nge-blog. Karena, mempublikasikan tulisan lewat instagram atau menuliskannya di diary book sudah cukup untuk mengalirkan beban yang ada di kepalaku.
Namun, beberapa hari belakangan, Instagram serasa menjadi musuh bagiku. Banyak dampak negatif yang akhirnya kuakui keberadaannya. Aku dibuat insecure oleh orang di Instagram yang sama sekali tak ku kenal. Aku dibuat iri oleh pencapaian-pencapaian mereka. Aku dibuat kesal ketika melihat hal-hal negatif di instagram. Kekesalan dan emosi yang awalnya tak ku hiraukan ini, lama-kelamaan membuatku merasa tidak nyaman dan akhirnya aku sampai pada satu kesimpulan bahwa sumber keresahan dan overthinking ku akhir-akhir ini adalah...... ya, Instagram!.
Jadi kemarin, tanpa pertimbangan panjang, aku menonaktifkan kedua akun IG ku. Sebenarnya, aku juga ragu bakal sanggup atau tidak. Maka kutargetkan akan membukanya kembali dalam satu minggu ke depan.
Hari ini, full aku tidak membuka Insragram. Dan kau tahu? Rasanya sangat.....tenang.
Ya, aku merasakan sebuah ketenangan. Rasanya, hari ini bebanku lebih ringan dibanding kemarin-kemarin, saat aku masih aktif mengikuti hidup orang lain di IG.
Iya sih, seharian tanpa buka instagram itu rasanya kek ada yang kurang. Dan ini tuh anehh banget. Tapi, gara-gara aplikasi instagram sudah kuhapus, akhirnya kegabutanku kualihkan pada platform lain yang menurutku lebih tinggi manfaatnya dibandingkan sekedar Instagram.
Siang tadi, aku menyibukkan diri menonton vlog-vlog nya Kak Gitsav. Dari beberapa video yang ku tonton, aku sangat mendapatkan banyak insight baru, ilmu baru, dan PoV baru mengenai suatu isu atau fenomena. Awalnya, aku nggak terlalu sreg sama kak Gita, karena kasus childfree yang pernah viral itu, juga foto-foto maupun komentar-komentarnya kak Gita di IG yang menurutku agak arogan.
Namun setelah menonton video-video opini kak Gita, plus juga baca-baca blognya, aku àkhirnya sadar bahwa kak Gitsav adalah sosok ideal yang harus dijadikan sebagai role model.
Lihat, kan? Betapa Instagram serta merta membuatku ringan sekali menjudge seseorang, yang bahkan satu kalipun aku tak pernah ketemu apalagi berbicara dengannya.
Hmmm, sebenanya masih banyak sekali yang akan kutulis. Aku tahu, tulisan ini sangat menggantung. Tapi kantuk ini sudah tak bisa lagi berkompromi🥹
Jadi, sampai jumpa di lain waktu yaa...
Komentar
Posting Komentar