Jika ada perpisahan yang sempurna, barangkali itu berasal dari Matahari kepada dunia dan isi-isinya. Menampilkan semburat senja sebelum ia benar-benar meninggalkan bumi bersama kegelapan.
Lantas aku kemudian berpikir, apakah kelak ketika kau pergi, kau pun akan meninggalkan jejak indah yang mampu ku kenang? Atau pada akhirnya kau hanya akan menjadi jejak-jejak sirna yang pernah kudekap dalam ruang yang berlabel penting?
Tapi bagaimana kau akan mengucapkan selamat tinggal pada hal yang tidak pernah kamu ketahui? Dan bagaimana aku menuntut ucapan pamit untuk hal yang memang tidak pernah dirayakan?
.
Melihatmu muncul kembali adalah bagian dari bahagiaku. Namun kesadaran lekas menyentakku pada satu fakta bahwa kau akan segera pergi. Dan entah apakah aku akan melihatmu lagi sebagai sosok yang masih sendiri dan boleh untuk ku kagumi?
Aku benar-benar tidak tahu apa yang sulit dari kata melupakan. Padahal, kenangan hanyalah sebuah proyeksi semu yang kumunculkan sendiri dalam pikiran, tapi mampu sekuat ini menarikku pada sebuah pusaran rasa sakit yang disertai sedikit bahagia. Sedikit bahagia sebab di kesempatan hidup yang hanya satu kali ini, kamu bisa kutemukan.
Meski pada akhirnya, harapku adalah kau akhirnya menemukanku. Sebab di tempat-tempat paling sunyi sekalipun, sisiku selalu ramai oleh doa-doa yang menemaniku merengkuhmu.
Semoga, kamu bukanlah fana yang datang membawaku pada penyesalan tak berkesudahan. Semoga, kamu adalah takdir yang berhasil kutemukan dalam sebuah skenario tanpa sengaja yang dirancang Tuhan.
Yours
Bii
Komentar
Posting Komentar