20 tahun
Hmm, terdengar sakral buatku. Rasanya seperti, aku sudah mengembara begitu lama di dunia ini. Semestinya sudah banyak hal yang aku dapatkan. Berupa pengalaman, pelajaran, maupun hal-hal bermakna lain yang bisa kujadikan amunisi untuk menghadapi era dekade keduaku kedepannya.
20 tahun. Sedikit tidak menyangka. Apa iya, aku sudah setua itu. Sejauh ini,hal-hal membanggakan apa saja yang sudah berhasil kucapai? Hal-hal bermakna apa saja yang telah kulakukan untuk orang lain?
Apakah 20 tahunku tidak berlalu dengan sia-sia?
Oh iya, sedikit bercerita ya. Bahwa di era 19 kemarin, masih ada beberapa hal yang kusesali. Oversharing, kekaguman yang berlebihan terhadap someone, serta rasa rendah yang mungkin masih muncul sesekali. Namun dibalik itu semua, aku berhasil menemukan sosok Qalbi yang lebih tangguh dan berani. Ternyata, ia bukan lagi sosok ingusan yang takut kemana-mana sendiri. Ia bukan lagi gadis kecil yang selalu bersembunyi dibelakang rasa malunya. Ia bukan lagi sekedar manusia biasa yang tak berarti apa-apa (setidaknya untuk dirinya sendiri)
Kalau boleh jujur, aku sendiri tidak pernah menyangka untuk ada di titik sekarang. Belum punya prestasi apa-apa memang, tapi besok aku akan ke Gedung Graha Pena karena diundang sebagai bintang tamu podcast pada segmen prestasi dan inspirasi.
Aku ingat sekali sekitar 2 tahun yang lalu, saat itu aku sedang berada di dalam bus. Tempat duduk dekat jendela. Kami sedang rekreasi ke Makassar. Melihat megahnya gedung-gedung pencakar langit yang ada di Kota Makassar, hatiku seketika mengamini harapan bahwa suatu saat aku akan berada di gedung-gedung tinggi itu.
Mungkin sekarang masih jauh aku dari segala impian dan asaku. Namun aku sangat yakin bahwa saat ini aku sudah berada di jalur yang benar. MahaBaik Allah SWT telah merancang episode hidupku dengan sangat indah. Mempertemukanku dengan sosok-sosok inspiratif yang membuatku termotivasi untuk menjadi sosok serupa, meski tak sama.
Di usia 20 tahun ini, aku hanya ingin meminta agar sabar dan syukurku diluaskan lagi. Karena, ujian yang akan kuhadapi pastinya bakal lebih berat dari yang kemarin. Juga, aku tak mau dulu berurusan dengan perihal asmara. Kecuali jika memang seseorang berniat serius . wkwkwk.
Aku tak mau lagi membuang energiku pada hal-hal yang tidak penting. Semoga tahun ini, aku mendapatkan kesempatan mengikuti lomba yang sesuai dengan jurusanku, dan mendapatkan penghargaan untuk itu. Aku ingin membahagiakan kedua orangtua yang telah susahpayah mengabulkan semua kebutuhan dan inginku selama ini.
Semoga, aku bisa rutin nulis dan membaca buku lagi, seperti pada saat masih nyantri di Bululampang. AAMIIIIIIIIIN
Komentar
Posting Komentar