Pada dasarnya, malam diciptakan untuk sebuah rasa lelah. Supaya manusia tahu bahwa kekuatan sebesar apapun masih bisa luruh. Bahwa ego setinggi apapun masih bisa runtuh.
Maka melalui malam kali ini, diriku kembali terbawa arus pikiran sendiri. Berbagai wajah, kejadian, aroma, maupun musik yang berkaitan dengan fase tertentu yang pernah kulalui terproyeksi satu persatu dari dalam sebuah kotak bernama kenangan. Entah apa maksud dan tujuannya. Padahal tidak ada momen apa-apa hari ini. Semua sempurna berjalan seperti biasanya.
Namun diantara banyak hal yang muncul secara acak dari dalam kepalaku yang ramai, ku temui satu syukur yang begitu megah. Mengingat betapa baiknya Tuhan merancang skenario kehidupan manusia, khususnya kehidupanku.
Beberapa minggu belakangan, aku merasa sesuatu yang magis telah terjadi. Sesuatu yang menjadikan kepercayaanku terhadap ajaibnya sebuah kata dan doa semakin kokoh. Aku merasa, segala pinta yang pernah secara khusus ku tulis dalam sebuah buku diary yang ku alamatkan untuk Tuhan, kini satu persatu mulai menemukan terangnya masing-masing.
Aku ingat sekali pada tanggal 1 itu. Pagi hari pasca selebrasi pergantian tahun yang cukup meriah, aku menemukan diriku justru dalam sebuah rasa bosan yang akut. Merasa diri tak berdaya, jauh dari kata produktif. Merasa hidup ini terlalu biasa saja. Merasa jauh tertinggal. Merasa tidak cukup berharga. Merasa tidak punya apa-apa untuk dibanggakan.
Kemudian aku membuka sosial media dengan niat untuk mencari motivasi. Namun semakin lama berselancar, justru insecurity yang memenuhi. Aku yang tidak tahu mesti berbuat apa untuk mengusir segala rasa tidak nyaman itu akhirnya memutuskan untuk menulis tentang apa saja yang hendak kucapai tahun ini. Yang ku ingat, salah satu yang kutulis saat itu adalah ingin aktif dalam sebuah komunitas. Juga ingin bertemu dan berinteraksi dengan lebih banyak orang baru, agar diri ini bisa lebih banyak belajar dari pengalaman-pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya.
Dan seperti yang ku sebutkan tadi, bahwa seperti ada hal magis yang terjadi. sebab sebagian besar yang kutulis sebagai bucket list 2024 sudah dapat ku bubuhi tanda centang, pertanda ia bukan lagi sekedar harapan. Malahan, aku merasa Tuhan selalu memberi lebih daripada yang ku pinta.
Pada akhirnya, aku percaya keajaiban sebuah doa. Dan manifestasi dalam bentuk perkataan yang disertai keyakinan. Semua orang punya kesempatan yang sama. Tapi masing-masing orang punya keberanian dan kesiapan yang berbeda. Kita hanya perlu untuk terus mengasah keberanian itu. Kita hanya butuh mengokohkan rasa percaya. Kemudian mulai melangkah maju dengan konsistensi dan keyakinan, bahwa apapun yang sedang menunggu di masa depan akan selalu berbanding lurus dengan usaha-usaha serta doa yang kita panjatkan mulai dari sekarang.
Jadi teruntuk diri, pliss jangan takut capek. Jangan takut salah. Sebab kesempatan hidup cuma satu kali. Sayang kalau kita hidup cuma untuk jadi penonton 🫠
Mari ciptakan hal-hal menakjubkan versi diri kita sendiri!!!
Dari,
Bii
Komentar
Posting Komentar