Langsung ke konten utama

Aku dan Larangan Mama


 

Usiaku sudah 19 tahun. Sudah hampir 20 malah. Tapi aku heran kenapa mama selalu memperlakukanku seakan-akan aku adalah seorang anak usia 10 tahun yang belum tahu apa-apa.

Mau nongkrong sama teman, dibatasi. Dilarang pulang malam.

Mau pergi rekreasi dengan teman sekelas, dilarang.

Mau ke mangkoso mengendarai motor sendiri, dilarang.

Puncaknya, kemarin ketika aku berada di masa akhir kelas 12. Beberapa perkataan mama seringkali membuatku pusing. Katanya, ia membebaskanku hendak mengambil jurusan apa, sesuai yang kuminati. Namun tatkala kuputuskan untuk mengambil ilmu komunikasi, justru mama menentang dengan alasan prospek kerjanya susah.

Lalu aku diberi kesempatan lagi untuk memilih. Pendidikan bahasa arab, unm. Mama awalnya berlagak setuju. Namun ketika pengumuman snbp dan hasil snbp ku menampilkan warna merah, mama justru berucap bahwa sebenarnya ia tak benar-benar ikhlas aku mendaftar di UNM.

Kenapa?

Kenapa mama selalu memperlakukanku seperti seorang manusia yang tak tahu apa-apa?. Seakan-akan, aku tak bisa bertanggung jawab atas pilihanku sendiri. Seakan-akan aku tak pernah mengerti resiko dari segala hal yang menjadi pertimbanganku.

Capek tau!

HUFTT, mungkin suatu saat aku akan mengerti. Kalo sudah jadi seorang ibu seperti mama.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

untuk : yang pernah singgah

Oktober 2024 “Aku pengen dia tahu kalo di belakangnya selalu ada aku yang berharap. Semoga dia didekatkan sama hal yang bisa bikin dia happy” tukasku, “meski selamanya hanya bisa memandang dari belakang” Ranya setengah mendengus dan setengah tertawa sinis. Seolah perkataanku barusan adalah materi stand up comedy yang bisa mengundang tawanya. “Perasaan memang asli bisa bkin seorang Kiara jadi cewek yang bego dan nggak tau malu” Sinis Ranya. Perempuan berkacamata ini memang banyak tahu tentangku. Ia selalu menjadi telinga untuk tiap kisah yang tak pernah bosan kuulang. Dan menjadi buku diary berbentuk manusia tempatku berbagi banyak hal menyenangkan dan sebaliknya. Sedangkan dia, yang menjadi orang terpenting dalam kisah ini, adalah sosok yang tak pernah ku bayangkan akan menjadi sepenting ini. Padahal, melalui masa-masa kuliah dengan tenang dan jauh dari segala bentuk drama adalah hal yang selalu ku harapkan sebelum menjadi mahasiswa. Namun perjalanan yang diamanatkan semesta membawa...

hope and darkness

Tidak, itu bukan mimpi. Masih jelas terbayang kejadian 12 tahun yang lalu. Kejadian yang kemudian membawaku mengarungi derita tak bertepi. Peristiwa demi peristiwa. Sampai rasanya hidupku ingin kuberi judul sekumpulan tragedi. Sesak nafasku, leher yang seperti dicekik oleh tangan tak kasat mata, makhluk bertanduk yang muncul dari kegelapan, serta yang paling membuat pilu adalah, mereka yang tak satupun mendengar jeritku, sedangkan suara tawanya mampu kudengar dengan jelas diluar sana. Tuhan, mengapa engkau menjadikanku ada untuk kau biarkan derita menenggelamkanku pada titik nadir? Adakah aku melakukan kesalahan yang tidak bisa Kau maafkan? Atau, semua ini adalah caramu menyayangiku? -dengan membentukku menjadi sekokoh karang, yang tidak lagi gentar meski arus kencang menerjangku dari semua arah. *** Acara launching buku perdanaku akhirnya selesai dengan lancar. Setelah menyiapkan naskah itu selama kurang lebih satu tahun, akhirnya tiba hari ini. Hari yang menjadi klimaks dari ragam up...

MALAM DAN SATU SYUKUR YANG MEGAH

        Pada dasarnya, malam diciptakan untuk sebuah rasa lelah. Supaya manusia tahu bahwa kekuatan sebesar apapun masih bisa luruh. Bahwa ego setinggi apapun masih bisa runtuh.              Maka melalui malam kali ini, diriku kembali terbawa arus pikiran sendiri. Berbagai wajah, kejadian, aroma, maupun musik yang berkaitan dengan fase tertentu yang pernah kulalui terproyeksi satu persatu dari dalam sebuah kotak bernama kenangan. Entah apa maksud dan tujuannya. Padahal tidak ada momen apa-apa hari ini. Semua sempurna berjalan seperti biasanya.         Namun diantara banyak hal yang muncul secara acak dari dalam kepalaku yang ramai, ku temui satu syukur yang begitu megah. Mengingat betapa baiknya Tuhan merancang skenario kehidupan manusia, khususnya kehidupanku.