Langsung ke konten utama

Aku Dan 2023-ku yang Berlalu Begitu Saja


Tak terasa, kini sudah tahun 2024.  Tanpa kusadari, hampir 20 tahun sudah aku ada di bumi ini sebagai manusia.

Sejenak menengok ke belakang, dan mendapati bahwa tahun 2023 ku berlalu begitu saja, tanpa ada hal yang bisa dikategorikan sebagai pencapaian yang bisa dibanggakan-setidaknya pada diri sendiri. Padahal, awal 2023 lalu aku memiliki banyak target dan telah menyusun beberapa resolusi yang hendak kucapai. Namun ternyata, hari-hariku di 2023 banyak yang berlalu begitu saja.

Saat ini aku baru menyadari, betapa banyak kesempatan yang telah kusia-siakan. Bagaimana tidak, sebab tiap kali kesempatan datang, aku selalu berusaha menghindarinya dengan berbagai macam pembenaran yang pada dasarnya itu hanya alasan untuk menutupi ketakutanku.

Tiap kali kesempatan untuk melakukan sesuatu itu datang,  aku selalu berusaha menjauh, dengan dalih takut keluar dari zona nyaman. Atau pada kali yang lain, kucomot alasan bahwa aku sedang malas menambah beban.

Akibatnya, kurun waktu 365 hari itu lebih banyak yang terlewati dengan sia-sia. Hanya keluhan demi keluhan yang tiap hari hadir membersamai. Juga rasa lelah, padahal sedang tak melakukan apa-apa. Lebih sering lagi merasa kosong, sebab merasa bahwa hari-hari yang kulalui tak membawa arti apa-apa.

Salah satu penyebabnya karena saat itu ku biarkan diriku berkubang dalam rasa insecure tak berkesudahan. Mungkin perasaan itu bisa jadi bermanfaat manakala ia kujadikan dorongan untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Tapi justru, perasaan insecure membuatku semakin susah bergerak. Malas melakukan apa-apa. Karena selalu berpikir gagal bahkan sebelum mulai mencoba.

2023-ku juga banyak membawa hal yang tak sesuai harapan. Harapan dan realita lebih sering tak berbanding lurus.  Kegagalan demi kegagalan mengantarkanku pada satu kesimpulan bahwa pada dasarnya aku memang tidak pernah bisa melakukan sesuatu dengan benar.

Gagal SNBP, gagal masuk jurusan impian(justru sekarang aku berada pada jurusan yang tak pernah masuk ke dalam list rencanaku sejak dulu), namun sekarang aku yakin bahwa semua itulah yang mengantarkanku pada kesadaran yang sekarang.

Aku sadar bahwa aku akan semakin tenggelam jika memilih diam. Aku akan semakin tertinggal jika selalu enggan lepas dari zona nyaman. Bahwa aku akan semakin jauh tertinggal jika tak memulai langkah dari sekarang.

Aku sadar, bahwa keberhasilan yang diraih oleh figure-figur yang selama ini kukagumi bukanlah suatu kebetulan yang menghampiri mereka. Semua tentu bukanlah terjadi begitu saja. Yang kutahu mungkin hanya senyum ceria dari potret yang mereka bagikan di media social. Yang kulihat hanyalah pencapaian demi pencapaian yang telah sukses mereka raih di usia muda. Namun dibalik itu, tanpa kuketahui, mungkin ada banyak air mata. Tak sedikit hal yang dikorbankan. Mungkin waktu, harta, tenaga, keluarga, atau hal berharga lainnya untuk mereka bisa ada dititik itu.

Maka aku pun belajar, untuk tak lagi terpaku paada hasil yang ditampakkan seseorang. Aku akan lebih focus melihat prosesnya. Mengikuti fase demi fasenya. Agar 2024 ku tak lagi berakhir penyesalan. Agar 2024 ku setidaknya memiliki makna.

Maka di 2024 ini, Tuhan . . .

Izinkan aku untuk menata ulang semuanya. Menyusun kembali target-target yang belum sempat kucapai. Merangkai kembali mimpi-mimpi yang sempat pudar karena kurangnya keyakinan. Pun merajut ulang tiap asa dan harap yang sempat berhenti kuusahakan.

Izinkan aku mengatur ulang arah langkahku. Akan kupastikan ia tetap melangkah maju. Kini tak peduli lagi bagaimana jalannya. Dipenuhi kerikil, lubang, atau lumpur sekalipun, aku akan tetap berjalan.

Izinkan aku melangkah menuju fase yang baru.

Tak akan lagi aku terlalu mudah berkata tidak untuk tiap kesempatan baik yang ditawarkan. Tidak akan lagi aku merasa aman berada di dalam zona nyaman yang sebenarnya melenakan.

Tuhan, jika di 2023 aku menjadi seseorang yang tidak pd-an, dipenuhi ketakutan, selalu pesimis, dan tak pernah percaya dengan kemampuan dirinya, maka di 2024 ini izinkan aku menjelma menjadi seseorang yang merasa cukup dengan dirinya. Merasa cukup berarti menerima tiap hal yang Allah takdirkan. Kelebihan dan kekurangannya. Tentunya tetap dengan usaha tanpa henti untuk menjadi lebih baik lagi.

Maka aku pun belajar, untuk tak lagi terpaku paada hasil yang ditampakkan seseorang. Aku akan lebih focus melihat prosesnya. Mengikuti fase demi fasenya. Agar 2024 ku tak lagi berakhir penyesalan. Agar 2024 ku setidaknya memiliki makna.

Dan untuk keberkian kalinya, aku memohon untuk diberi kesempatan, kemampuan,juga keberanian. Akupun ingin agar kelak  bisa menemukan diriku sebagai seorang manusia yang memiliki guna, untuk orang yang ada disekitarnya.

Pada hidup yang hanya satu kali ini, aku tak ingin menjadi sia-sia. Setidaknya, ada sedikit hal baik yang bisa orang lain peroleh dari keberadaanku sebagai seorang manusia.

Maka ku awali 2024 ku dengan mantra,

من سار على الدرب وصل

“Barangsiapa yang berjalan pada jalurnya maka suatu saat dia akan sampai jua”

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

untuk : yang pernah singgah

Oktober 2024 “Aku pengen dia tahu kalo di belakangnya selalu ada aku yang berharap. Semoga dia didekatkan sama hal yang bisa bikin dia happy” tukasku, “meski selamanya hanya bisa memandang dari belakang” Ranya setengah mendengus dan setengah tertawa sinis. Seolah perkataanku barusan adalah materi stand up comedy yang bisa mengundang tawanya. “Perasaan memang asli bisa bkin seorang Kiara jadi cewek yang bego dan nggak tau malu” Sinis Ranya. Perempuan berkacamata ini memang banyak tahu tentangku. Ia selalu menjadi telinga untuk tiap kisah yang tak pernah bosan kuulang. Dan menjadi buku diary berbentuk manusia tempatku berbagi banyak hal menyenangkan dan sebaliknya. Sedangkan dia, yang menjadi orang terpenting dalam kisah ini, adalah sosok yang tak pernah ku bayangkan akan menjadi sepenting ini. Padahal, melalui masa-masa kuliah dengan tenang dan jauh dari segala bentuk drama adalah hal yang selalu ku harapkan sebelum menjadi mahasiswa. Namun perjalanan yang diamanatkan semesta membawa...

hope and darkness

Tidak, itu bukan mimpi. Masih jelas terbayang kejadian 12 tahun yang lalu. Kejadian yang kemudian membawaku mengarungi derita tak bertepi. Peristiwa demi peristiwa. Sampai rasanya hidupku ingin kuberi judul sekumpulan tragedi. Sesak nafasku, leher yang seperti dicekik oleh tangan tak kasat mata, makhluk bertanduk yang muncul dari kegelapan, serta yang paling membuat pilu adalah, mereka yang tak satupun mendengar jeritku, sedangkan suara tawanya mampu kudengar dengan jelas diluar sana. Tuhan, mengapa engkau menjadikanku ada untuk kau biarkan derita menenggelamkanku pada titik nadir? Adakah aku melakukan kesalahan yang tidak bisa Kau maafkan? Atau, semua ini adalah caramu menyayangiku? -dengan membentukku menjadi sekokoh karang, yang tidak lagi gentar meski arus kencang menerjangku dari semua arah. *** Acara launching buku perdanaku akhirnya selesai dengan lancar. Setelah menyiapkan naskah itu selama kurang lebih satu tahun, akhirnya tiba hari ini. Hari yang menjadi klimaks dari ragam up...

MALAM DAN SATU SYUKUR YANG MEGAH

        Pada dasarnya, malam diciptakan untuk sebuah rasa lelah. Supaya manusia tahu bahwa kekuatan sebesar apapun masih bisa luruh. Bahwa ego setinggi apapun masih bisa runtuh.              Maka melalui malam kali ini, diriku kembali terbawa arus pikiran sendiri. Berbagai wajah, kejadian, aroma, maupun musik yang berkaitan dengan fase tertentu yang pernah kulalui terproyeksi satu persatu dari dalam sebuah kotak bernama kenangan. Entah apa maksud dan tujuannya. Padahal tidak ada momen apa-apa hari ini. Semua sempurna berjalan seperti biasanya.         Namun diantara banyak hal yang muncul secara acak dari dalam kepalaku yang ramai, ku temui satu syukur yang begitu megah. Mengingat betapa baiknya Tuhan merancang skenario kehidupan manusia, khususnya kehidupanku.